Kamis, 13 Januari 2011

Dahsyatnya Bencana Alam

ITULAH yang sekarang ini kita sedang saksikan terjadi di Australia. Hujan lebat yang tidak henti-hentinya mengguyur wilayah Queensland membuat seluruh kawasan di negeri itu dilanda banjir yang sangat dahsyat.

Kota Brisbane bahkan praktis lumpuh. Banjir yang melanda kota itu menyapu habis semua yang ada di depannya. Mobil-mobil yang sedang diparkir bak seperti mainan yang disapu habis oleh banjir dahsyat itu.

Bencana alam seperti itu jarang terjadi di Australia. Namun semua itu kini benar-benar ada dan harus dialami masyarakat Australia. Fenomena alam mengubah segalanya dan merepotkan masyarakat Australia.

Pemerintah Australia benar-benar diuji kepemimpinannya. Mereka bukan hanya dituntut untuk bisa menyelamatkan nyawa para warga yang terkena banjir, tetapi bagaimana menyediakan anggaran untuk membangun kembali bukan hanya kota, tetapi negara bagian Queesnsland.

Banjir yang melanda Australia lebih besar dari kerusakan yang dialami New Orleans di Amerika Serikat ketika dilanda Badai Katrina. Padahal, itu sudah membuat Pemerintah AS kesulitan untuk bisa membangun kembali kota yang hancur akibat terjangan badai.

Pada situasi seperti inilah kepemimpinan seorang pemimpin akan terlihat. Perdana Menteri Julia Gillard diuji untuk bisa menggerakkan pemerintahan menangani persoalan. Ia bukan hanya sekadar harus berada di dekat para korban banjir, tetapi mengambil keputusan.

Dalam situasi serba krisis, keputusan yang diambil bukanlah antara baik dan buruk. Keputusan kadang terasa muskil, karena pilihannya antara yang buruk dan kurang buruk. Namun demi kelangsungan kehidupan bernegara, keputusan harus diambil.

Banyak pemimpin yang justru ragu mengambil keputusan yang sangat pelik. Bahkan seringkali keputusannya tidak dilaksanakan. Akibatnya, rakyat yang sudah menjadi korban bencana semakin menderita lagi.

Semua mata dunia tertuju ke Australia sekarang ini. Semua orang merasa prihatin dengan penderitaan masyarakat di Queensland. Semua orang menunggu langkah yang akan diambil PM Gillard untuk menyelesaikan persoalan yang mengimpit.

Kita bukan hanya harus juga merasa ikut prihatin, tetapi juga belajar dari pengalaman buruk Australia. Kita mempunyai potensi ancaman yang tidak kalah menakutkan dibandingkan Australia. Di awal tahun ini biasanya curah hujan sangat tinggi di Indonesia.

Sekarang kita melihat apa yang sedang dialami masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Jutaan meter kubik abu vulkanik yang dilepaskan saat Gunung Merapi meletus menjadi ancaman banjir lahar dingin. Hujan besar yang mengguyur daerah puncak gunung membawa semua yang ada di atas untuk turun ke bawah.

Kita harus mengingatkan hal itu karena potensi ancamannya luar biasa. Namun seperti biasa, kita suka bermain-main dengan maut. Banyak warga yang tidak mau menjauh dari daerah bahaya.

Padahal kita tahu bagaimana banjir bandang ketika datang tidak pernah ada yang mendukung. Banjir itu tidak hanya membawa abu vulkanik dengan volume yang sangat besar, tetapi bebatuan berukuran raksasa yang ikut terbawa turun.

Dalam beberapa hari ini kita lihat bagaimana jalur Yogyakarta-Magelang terputus karena terjangan banjir lahar dingin. Bahkan sudah jatuh korban jiwa akibat banjir yang turun dari puncak Gunung Merapi.

Pertanyaannya, apakah kita sudah melakukan tindakan pencegahan yang memadai bagi terhindarnya korban lebih banyak? Itulah yang kita katakan bahwa kita sering bermain-main dengan maut. Kita tidak cukup memberi pengertian kepada masyarakat bahwa banjir bandang yang bisa terjadi sangat membahayakan jiwa masyarakat.

Ketidakmampuan kita untuk meyakinkan masyarakat akan bahaya yang bisa mengancam sangatlah memprihatinkan. Kita selalu menjadi bangsa yang terlambat untuk menyesal. Baru ketika musibah datang, kita menyayangkan.

Padahal kita diajarkan bahwa menyesal kemudian tiada berguna. Kita harus berupaya lagi untuk lebih keras menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan jiwa. Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketika bencana alam itu datang, maka sulit untuk bisa kita tahan.

Sumber dari http://www.metrotvnews.com/read/tajuk/2011/01/13/640/Dahsyatnya-Bencana-Alam/tajuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar