Kamis, 13 Januari 2011

Inilah Kumpulan Foto Bencana Alam, Indah Tapi Mengerikan

Indah namun mengerikan, itulah yang bisa dilihat dari foto-foto berikut. Siapapun tidak ingin menemui atau mengalaminya. Berikut foto-fotonya, mungkin ada yang bisa menambahkan…

Supercell Thunderstorm in Montana



Chaiten Volcano – Chana, Chile (May 2008)


Forest Fire – Dolginino, Russia (Aug. 2010)


Undersea Volcano – Coast of Tonga (March 2009)


Kliuchevskoi Volcano – (Russia Sept. 1994)


Double Cyclone – Iceland (Nov. 2006)


Flooding (from Typhoon ‘Ketsana’) – Manila, Phillippines (Sept. 2009)


Tornado – Oklahoma, United States (May 2010)


Hurricane Felix – Honduras (Sept. 2007)


Lightning Strike – New York City (2010)


Mt. Saint Helens Volcano – Washington, United States (May 1980)


Flooding – Cedar Rapids, Iowa (June 2008)


Mount Merapi Volcano – Indonesia (Nov 2010)


Chaiten Volcano – Chana, Chile (May 2008)


Dust Storm – China (April 2001)


Mt. Saint Helens Volcano – Washington, United States (Aug. 1980)


Lightning Storm – Roswell, New Mexico (July 2010)


Brush Fires – Sylmar, California (Sept. 2009)


Eyjafjallajokull Volcano – Iceland (April 2010)


Flooding (Tropical Storm Agatha) – Guatemala (May 2010)


Undersea Volcano – Tonga (March 2009)


Wildfires – California (Sept. 2009)


Dust Storm – Australia (Sept. 2009)


Flooding – Iowa, United States (June 2008)


Mt. Etna Volcano – Sicily, Italy (Oct. 2002)


Eyjafjallajokull Volcano – Iceland (April 2010)


Brushfires – Victoria, Australia (Feb 2009)


Tornado – Iowa, United States (June 2008)


Chaiten Volcano – Chana, Chile (May 2008)


Storm Clouds – South Dakota, United States (2009)

Sumber dari http://buletinolahraga.wordpress.com/2011/01/13/inilah-kumpulan-foto-bencana-alam-indah-tapi-mengerikan/

Tambahan dari Google Search..........

Pasca Gempa Bumi Aceh 26 Desember 2004


















Gelombang Tsunami (2004)


















Pusaran Tsunami Mentawai 26 Oktober 2010


















Pasca Tsunami Mentawai Oktober 2010














Banjir Bandang di Australia Januari 2011

















Kota Brisbane Australia hampir terbenam Januari 2011


















Sampai disini dulu.....nanti ditambah lagi......

Brisbane, Kota yang Terendam dan Kisah Haru

Brisbane, Kota yang Terendam dan Kisah Haru
Tentara Australia mengevakuasi seorang bocah kecil di Brisbane

THE INDEPENDENT

REPUBLIKA.CO.ID, Brisbane Tenggelam. Sungai di jantung kota yang biasanya mengalir tenang kini murka dan menelan bagian kota serta menciptkan banjir terburuk di ibu kota Queensland dalam 40 tahun terakhir.

Sekitara27 ribu rumah porak-poranda dalam semalam–12 ribu tenggelam sepenuhnya–ketika Sungai Brisbane ditelan oleh hujan lebat selama berpekan-pekan, mencapai ketinggian 6 meter. Ketika permukaan sungai mencapai puncak tertinggi sekitar pukul 5.15 pagi hari ini, namun ketinggian sekitar 1 meter lebih rendah dari yang dicemaskan–masih lebih rendah dari banjir besar terakhir pada 1974.

“Saya tidak pernah melihat musibah semacam ini ketika masih kecil,” ujar Perdana Menteri Queensland, Anna Bligh, seperti yang dikutip The Independent, Kamis (13/1) yang mengamati air berputar-putar di lingkungannya. Anna Baligh, mengatakan pagi ini negara bagian itu melakukan upaya rekonstruksi dalam proporsi layaknya “pascaperang”. Ia mengatakan orang-orang dalam pusat evakuasi sepertinya tidak akan mampu kembali ke rumah masing-masing dalam bulan-bulan mendatang.

Walikota Brisbane, Campbell Newman, mengatakan puncak lebih rendah dari yang dicemaskan telah menyelamatkan banyak gedung perkantoran bertingkat dan apartemen. Ketinggian air telah menurun di area-area terkena dampak terburuk, namun ancaman lain membayang.

Kemarin, pusat kota senyap tidak seperti biasa dengan banyak toko dibentengi kantong-kantong pasir. Banyak jalan yang telah tergenang air ditutup, sejumlah kecil turis yang penasaran berkeliling di jalan-jalan. Sepanjang hari permukaan sungai menaik, menggenangi blok-blok perkantoran dan apartemen tepi sungai begitu juga kantor polisi di dekat kawasan.

Kota terbesar ketiga di Australia ini hanya memiliki sedikit waktu untuk bersiap. Brisbane diprediksi dalam selamat dari banjir terburuk yang telah menerjang beberapa kota di Queensland, menghancurkan infrastuktur dan menghambat industri gemuk penambangan batu bara yang menjadi andalan negara bagian tersebut. Namun badai menghantam kota Toowoomba, dekat Brisbane, dan air dari banjir bandang itu hanya memiliki satu arah, menuju pantai, yang berarti melintasi Brisbane.

Selamatkan Dulu Adik Saya

Di tengah musibah, kisah seorang bocah lelaki mencuat, mengharukan negara itu. Ketika banjir menghantam kota Toowomba, pada Senin, Jordan Rice, 13 tahun, terjebak dengan ibunya dan adik lelakinya dalam mobil mereka. Saat sebuah truk mendekat untuk menarik mobil itu ke tempat aman, Jordan mengatakan pada pengemudi truk untuk menyelamatkan saudaranya dulu, Blake, 10 tahun

Blake selamat, namun para penyelamat tak mampu kembali untuk Jordan dan ibunya, yang akhirnya meninggal. Ayah para bocah, John Tyson berkata “Saya hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam sana ketika ia memberikan nyawanya untuk menyelamatkan adiknya, meskipun amat ketakutan dalam air. Ia adalah pahlawan kecil kami.”

Kerusakan Sejauh ini

22 Orang meninggal akibat Banjir yang menerjang sejak November akhir. Sedikitnya 43 orang dilaporkan hilang.

Rp45,4 triliun, berdasar estimasi PM Anna Bligh, jumlah anggaran sekurangnya yang dibutuhkan untuk membersihkan dan membangun kembali Queensland

127.000 rumah kini tak dialiri listrik karena pembangkit dimatikan untuk alasan keamanan.

4.000 orang dipaksa mengungsi dari rumah dan saat ini tinggal di pusat-pusat evakuasi.

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Sumber dari http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/13/158479-brisbane-kota-yang-terendam-dan-kisah-haru

Dahsyatnya Bencana Alam

ITULAH yang sekarang ini kita sedang saksikan terjadi di Australia. Hujan lebat yang tidak henti-hentinya mengguyur wilayah Queensland membuat seluruh kawasan di negeri itu dilanda banjir yang sangat dahsyat.

Kota Brisbane bahkan praktis lumpuh. Banjir yang melanda kota itu menyapu habis semua yang ada di depannya. Mobil-mobil yang sedang diparkir bak seperti mainan yang disapu habis oleh banjir dahsyat itu.

Bencana alam seperti itu jarang terjadi di Australia. Namun semua itu kini benar-benar ada dan harus dialami masyarakat Australia. Fenomena alam mengubah segalanya dan merepotkan masyarakat Australia.

Pemerintah Australia benar-benar diuji kepemimpinannya. Mereka bukan hanya dituntut untuk bisa menyelamatkan nyawa para warga yang terkena banjir, tetapi bagaimana menyediakan anggaran untuk membangun kembali bukan hanya kota, tetapi negara bagian Queesnsland.

Banjir yang melanda Australia lebih besar dari kerusakan yang dialami New Orleans di Amerika Serikat ketika dilanda Badai Katrina. Padahal, itu sudah membuat Pemerintah AS kesulitan untuk bisa membangun kembali kota yang hancur akibat terjangan badai.

Pada situasi seperti inilah kepemimpinan seorang pemimpin akan terlihat. Perdana Menteri Julia Gillard diuji untuk bisa menggerakkan pemerintahan menangani persoalan. Ia bukan hanya sekadar harus berada di dekat para korban banjir, tetapi mengambil keputusan.

Dalam situasi serba krisis, keputusan yang diambil bukanlah antara baik dan buruk. Keputusan kadang terasa muskil, karena pilihannya antara yang buruk dan kurang buruk. Namun demi kelangsungan kehidupan bernegara, keputusan harus diambil.

Banyak pemimpin yang justru ragu mengambil keputusan yang sangat pelik. Bahkan seringkali keputusannya tidak dilaksanakan. Akibatnya, rakyat yang sudah menjadi korban bencana semakin menderita lagi.

Semua mata dunia tertuju ke Australia sekarang ini. Semua orang merasa prihatin dengan penderitaan masyarakat di Queensland. Semua orang menunggu langkah yang akan diambil PM Gillard untuk menyelesaikan persoalan yang mengimpit.

Kita bukan hanya harus juga merasa ikut prihatin, tetapi juga belajar dari pengalaman buruk Australia. Kita mempunyai potensi ancaman yang tidak kalah menakutkan dibandingkan Australia. Di awal tahun ini biasanya curah hujan sangat tinggi di Indonesia.

Sekarang kita melihat apa yang sedang dialami masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Jutaan meter kubik abu vulkanik yang dilepaskan saat Gunung Merapi meletus menjadi ancaman banjir lahar dingin. Hujan besar yang mengguyur daerah puncak gunung membawa semua yang ada di atas untuk turun ke bawah.

Kita harus mengingatkan hal itu karena potensi ancamannya luar biasa. Namun seperti biasa, kita suka bermain-main dengan maut. Banyak warga yang tidak mau menjauh dari daerah bahaya.

Padahal kita tahu bagaimana banjir bandang ketika datang tidak pernah ada yang mendukung. Banjir itu tidak hanya membawa abu vulkanik dengan volume yang sangat besar, tetapi bebatuan berukuran raksasa yang ikut terbawa turun.

Dalam beberapa hari ini kita lihat bagaimana jalur Yogyakarta-Magelang terputus karena terjangan banjir lahar dingin. Bahkan sudah jatuh korban jiwa akibat banjir yang turun dari puncak Gunung Merapi.

Pertanyaannya, apakah kita sudah melakukan tindakan pencegahan yang memadai bagi terhindarnya korban lebih banyak? Itulah yang kita katakan bahwa kita sering bermain-main dengan maut. Kita tidak cukup memberi pengertian kepada masyarakat bahwa banjir bandang yang bisa terjadi sangat membahayakan jiwa masyarakat.

Ketidakmampuan kita untuk meyakinkan masyarakat akan bahaya yang bisa mengancam sangatlah memprihatinkan. Kita selalu menjadi bangsa yang terlambat untuk menyesal. Baru ketika musibah datang, kita menyayangkan.

Padahal kita diajarkan bahwa menyesal kemudian tiada berguna. Kita harus berupaya lagi untuk lebih keras menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan jiwa. Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketika bencana alam itu datang, maka sulit untuk bisa kita tahan.

Sumber dari http://www.metrotvnews.com/read/tajuk/2011/01/13/640/Dahsyatnya-Bencana-Alam/tajuk

Harapan Perbaikan Ekonomi 2011

Oleh : Bintang MN

Tahun 2010 sudah berlalu dan kini kita menginjak tahun baru 2011. Segala permasalahan yang terjadi pada tahun 2010 mestinya harus dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dan koreksi diri dalam menghadapi tahun 2011 ini.

Bagaimanapun hampir selama tahun 2010, beragam persoalan berturut-turut menimpa bangsa ini. Mulai dari bencana alam, bencana politik dan bahkan juga bencana hukum yang kesemuanya menjadi beban dalam perjalanan roda pemerintahan menuju kondisi yang lebih baik.

Kita tentu banyak berharap bahwa di tahun yang baru, segala sesuatunya dapat lebih baik lagi. Termasuk, dalam kinerja perekonomian nasional, sepantasnya pencapaian kinerjanya dapat meningkat secara signifikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Harapan itu tentu tidak mengada-ada. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara di dunia bersama Cina dan India yang mempunyai kinerja baik dibandingkan dengan negara-negara lain di tengah memburuknya perekonomian global.

Kita ingin mempertahankan predikat tersebut dan bahkan meningkatkannya secara lebih baik lagi sehingga pencapaian itu tidak sekadar angka-angka, tetapi bisa dirasakan oleh seluruh rakyat. Bank Indonesia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2010 mencapai 6 persen. Pertumbuhan tersebut dinilai jauh lebih baik ketimbang 2009. Pertumbuhan 2010 tersebut diimbangi dengan strukturnya yang lebih berimbang di mana ekspor dan investasi tumbuh lebih kuat.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2011 akan terakselerasi dan dapat mencapai 6,0 persen-6,5 persen, selanjutnya pertumbuhan ekonomi 2012 juga meningkat, diperkirakan mencapai 6,1 persen-6,6 persen. Pertumbuhan tersebut didukung konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, investasi yang membaik, serta masih solidnya kinerja ekspor seiring dengan masih kuatnya pertumbuhan di negara mitra dagang, terutama di kawasan Asia. Sementara, inflasi pada 2011 dapat diarahkan pada kisaran sasarannya, yaitu 4 persen-6 persen pada 2011 dan 3,5 persen-5,5 persen pada 2012.

Saat menyampaikan nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 di depan DPR, 16 Agustus 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2011 akan mencapai 6,3 persen.

Pada perjalanannya, pemerintah mengubah pertumbuhan 2011 itu menjadi 6,4 persen. Perubahan asumsi tersebut telah mempertimbangkan proses pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa yang tidak seperti diperkirakan dengan kemungkinan pertumbuhan investasi, ekspor, serta konsumsi domestik yang membaik. Kita tentu menyambut baik keyakinan pemerintah akan kemampuannya untuk mengejar target pertumbuhan yang lebih tinggi, menjadi 6,4 persen.

Namun, pemerintah tentunya telah mempertimbangkan berbagai kendala dan risikonya. Idealnya, pencapaian pertumbuhan tersebut juga telah memperhitungkan dampak terhadap sektor lain, seperti penyerapan tenaga kerja, angka kemiskinan, dan pemerataan di daerah-daerah. Seperti diketahui, salah satu yang sering mendapat perhatian ketika membicarakan pencapaian pertumbuhan adalah penyerapan tenaga kerja.

Lazimnya, satu persen pertumbuhan ekonomi akan menciptakan lapangan kerja buat 400.000 orang. Dengan demikian, dengan pertumbuhan ekonomi 2011 yang dipatok 6,4 persen, berarti akan ada lowongan kerja buat 2,56 juta orang. Namun, elastisitas tenaga kerja semakin menurun, karena setiap satu persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap 200.000 orang tenaga kerja per tahun.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat juga belum mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja. Oleh karena itu, kita berharap pertumbuhan ekonomi 2011 tidak sekadar tumbuh pesat dan cepat. Namun, hal-hal lain seperti penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan tentunya harus tetap menjadi prioritas. Apa artinya pertumbuhan tinggi tetapi tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat.

Hal yang sama

Selain itu, hal yang sama terkait dengan adanya pertumbuhan yang mengalami perbaikan juga terjadi dalam industri manufaktur. Hal ini didasarkan pada penjelasan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang mengatakan bahwa pertumbuhan industri manufaktur Indonesia terus membaik.

Namun di sisi lain, ada kritik dari lembaga kajian ekonomi Indef. Hasil penelitian lembaga ini mengatakan, meskipun manufaktur menyetor persentase terbesar terhadap Produk Domestik Brutto-yakni sebesar 26,4 persen-tapi pemerintah diharapkan lebih serius menangani sektor manufaktur karena pertumbuhannya sedikit menurun dibanding tahun 2025. Industri manufaktur memang penting bagi kemajuan sebuah bangsa.

Jika dipelajari negara-negara di dunia dan dalam konteks perdagangan internasional, biasanya tingginya daya saing bangsa juga ditentukan oleh kedigdayaan industri manufaktur sebuah negara. Persaingan di industri manufaktur dunia memang sangat ketat, karena semua negara berlomba menjual barang jadi mereka dan tidak mau lagi menjual bahan mentah. Dengan ketatnya persaingan antarnegara dalam perdagangan hasil manufaktur, maka cukup banyak terjadi proteksi, bahkan di negara-negara maju.

Negara maju umumnya hanya mau mengimpor barang mentah dari negara-negara berkembang dan mereka berusaha memenuhi kebutuhan sendiri dalam hal produk-produk manufaktur. Bagi negara berkembang yang lebih belakang masuk ke manufaktur dibanding negara-negara maju, dalam banyak hal memang sulit mengejar negara maju. Hal ini disebabkan oleh start yang memang sudah tertinggal. Jadinya teknologinya ketinggalan, ketersediaan tenaga ahli/profesional juga ketinggalan, soal efisiensi juga menjadi masalah, dan permodalan terbatas.

Negara-negara maju juga malas mengimpor hasil manufaktur dari negara berkembang karena kualitasnya lebih buruk. Negara maju juga tetap ingin menghidupi warga negaranya dengan menggenjot industri manufaktur. Mereka lebih suka mengimpor barang mentah dari negara lain-umumnya negara berkembang-dengan harga murah dan kemudian mereka mengolahnya sendiri menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.

Maksudnya, selain dari efisiensi dan ingin yang berkualitas, mereka juga harus mempekerjakan warga negaranya yang butuh penghidupan. Dengan demikian, bagi negara-negara berkembang akan selalu dihadapkan kepada kesulitan-kesulitan dan dilema. Misalnya jika mereka mengekspor manufaktur akan cenderung ditolak karena alasan kualitas maupun kejenuhan produk di dalam negara tujuan ekspor tersebut. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan rakyatnya akan barang-barang jadi. Mereka lebih suka mengimpor barang mentah dari negara lain.

Bagi negara berkembang, mau tidak mau sering seperti dipaksa untuk menjual/ mengekspor barang-barang atau komoditas mentah mereka. Atau setidaknya setengah jadi, untuk diolah sendiri di negara-negara tujuan. Akibat dari hal ini adalah negara berkembang seperti Indonesia harus menguras sumber daya alamnya untuk diekspor ke negara-negara maju sebagai bahan baku industri.

Pengurasan sumber daya alam ini berakibat pada menipisnya cadangan dan rusaknya lingkungan hidup. Ditambah lagi, dengan harus hanya mengekspor bahan mentah, Indonesia tidak menikmati nilai tambah dari komoditas yang dijualnya. Indonesia juga kehilangan kesempatan memberi pekerjaan kepada warga negaranya di sektor olahan.

Dari sisi ini kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nilai tambah bagi Indonesia menjadi besar. Dan ini juga menimpa negara-negara berkembang lain. Hal ini menjadi tantangan berikutnya bagi Indonesia dalam rangka mewujudkan perbaikan ekonomi di tahun 2011 ini.***

Penulis adalah Pemerhati ekonomi dan masalah sosial kemasyarakatan, tinggal di Medan.

Sumber dari http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82408:harapan-perbaikan-ekonomi-2011&catid=78:umum&Itemid=139