Rabu, 17 November 2010

Lahar 140 Juta Meter Kubik Ancam Yogyakarta

Penulis : Bagus Suryo
Lahar 140 Juta Meter Kubik Ancam Yogyakarta

Alat deteksi lahar--MI/Bagus Suryo/rj

YOGYAKARTA--MICOM: Banjir lahar material vulkanik erupsi Gunung Merapi (2.968 mdpl) mencapai 140 juta meter kubik mengancam Yogyakarta setelah sejumlah sungai di daerah hulu tertimbun pascaerupsi.

Untuk mengantisipasi bencana banjir bandang yang membawa batu berukuran besar, pasir, lumpur, dan padatan lahar, Rabu (17/11), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang alat sistem peringatan dini (Early warning system) di daerah hulu yakni Sungai Gendol, Sungai Kuning, dan Sungai Boyong.

Pemasangan alat itu di titik terdekat adalah 6 km dengan Merapi di kawasan wisata Kaliurang. "Setiap sungai akan dipasang 2-3 alat," tegas Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian, Yogyakarta, Subandrio kepada wartawan.

Ketika intensitas curah hujan sangat tinggi di hulu Merapi, alat tersebut akan mengirimkan pesan melalui GPS kemudian direkam komputer dalam waktu 6 detik. "Aliran banjir lahar dingin dari hulu ke hilir dengan kecepatan 60 km/jam butuh waktu 6 jam. Dengan terpasangnya alat ini bisa diantisipasi dalam waktu 6 detik. Dengan begitu, ancaman bencana bisa cepat diantisipasi," katanya.

Pemasangan alat deteksi dini banjir lahar dingin tersebut sangat penting mengingat erupsi Merapi saat ini jauh lebih besar mencapai radius 10 km. "Selama 25 tahun terakhir tidak ada awan panas melebihi radius 10 km seperti sekarang," ujarnya. Karenanya, topografi kawasan rawan bencana ke depan harus dievaluasi.

Pantauan di 6 km dari Merapi menyebutkan, material vulkanik menutup sabodam, sehingga berpotensi terjadi banjir lahar dingin yang mengancam daerah hilir. Kepala Balai Besar Wilayah Serayu-Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Bambang Hargono mengatakan, sabodam harus dievaluasi karena di daerah hulu terancam terjadi penyimpangan aliran mengarah ke permukiman penduduk setelah sungai di daerah itu tertutup material vulkanik.

"Material erupsi yang menjadi lahar mencapai 140 juta meter kubik ini membuat sistem sabodam yang sudah dibangun perlu dievaluasi," kata Bambang Hargono. Sabodam, bangunan pengendali lahar dingin, sudah dibangun sebanyak 244 unit sejak 1980 di hulu sungai lereng Merapi. (OL-5)
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/182291/274/101/Lahar-140-Juta-Meter-Kubik-Ancam-Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar